A. Definisi Komunikasi
Argiris (1994)
mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana seseorang, kelompok, atau
organisasi (sender) mengirimkan informasi (massage) pada orang
lain, kelompok, atau organisasi (receiver). Proses komunikasi umumnya
mengikuti beberapa tahapan. Pengirim pesan mengirimkan informasi pada penerima
informasi melalui satu atau beberapa sarana komunikasi. Proses berlanjut dimana
penerima mengirimkan feedback atau umpan balik pada pengirim pesan awal.
Dalam proses tersebut terdapat distorsi-distorsi yang mengganggu aliran
informasi yang dikenal dengan noise.
B. Proses Komunikasi
- Proses Komunikasi secara Primer
- Proses Komunikasi secara Sekunder
C. Hambatan Komunikasi
Dalam komunikasi organisasi terdapat dua
faktor utama yang menyebabkan terjadinya hambatan komunikasi, yaitu faktor
personal dan faktor organisasi (Muhammad, 1995):
Faktor Personal
Faktor personal biasanya berasal dari
konsep kita mengenai komunikasi sebagai tingkah laku dan proses untuk
memperlihatkan arti yang ditentukan. Suatu tingkah laku komunikasi mengaktifkan
alat-alat indera kita seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan
perasa. Pada suatu saat, kita dibombardir oleh bermacam-macam keterbatasan
dalam proses komunikasi baik yang datang dari luar maupun yang datang dalam
diri kita sendiri. Faktor utama yang memberikan kontribusi pada hambatan
komunikasi adalah persepsi kita mengenai pemberian komunikasi tersebut.
Persepsi adalah proses pengamatan, pemilihan, pengorganisasian stimulus yang
sedang diamati dan membuat interpretasi mengenai pengamatan itu.
Hal-hal yang berkenaan dengan persepsi
yang ikut mempengaruhi proses komunikasi adalah sebagai berikut:
- Orang Mengamati Sesuatu Secara Seleksi.
- Orang Melihat Sesuatu Konsisten dengan Apa yang Mereka Percayai
- Bahasa itu Sendiri Kadang-kadang Kurang Tepat
- Arti Sebuah Pesan Terjadi pada Level Isi dan Relasi
Ada
beberapa hal dalam lingkungan organisasi yang ikut memberikan kontribusi
terhadap adanya hambatan komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kedudukan atau Posisi dalam Organisasi
- Hierarkhi dalam Organisasi
- Keterbatasan Berkomunikasi
- Hubungan yang Tidak Personal
D. Definisi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal
adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling
berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau
antar individu di dalam kelompok
kecil.
2. Pelatihan dan Pengembangan
A. Definisi Pelatihan
Pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan dan meningkatkan kinerja karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan cara peningkatan keahlian, pengetahuan, sikap dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan hambatan
B. Tujuan dan Sasaran Pelatihan dan Pengembangan
Tujuan Pelatihan:
Untuk meningkatkan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini.
Sasaran :
Peningkatan kinerja dalam waktu jangka pendek..
Tujuan Pengembangan :
Meningkatkan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
Sasaran :
Peningkatan kinerja dalam waktu jangka panjang
C. Faktor Psikologi dalam pelatihan dan pengembangan
Menurut John miner (1992) dalam bukunya industrial-organizational psikologi,peran psikologi dalam pelatihan dan pengembangan adalah:
1.Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas:
Melakukan pelatihan dan pengembangan, menciptakan manajemen keamanan kerja dan
teknik teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan,
menentukan siakp-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya kreativits karyawan.
2. Terlibat dalam proses input: melakukan rekrutmen, seleksi dan penempatan karyawan.
3. Terlibat dalam proses output: melakukan penilaian kinerja, mengukur produktifitas
Perusahaan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.
D. Teknik dan metode pelatihan
Bentuk dan pelatihan dapat dibedakan kedalam pelatihan pada pekerjaan(on the job
Pelatih) dan pelatihan di luar pekerjaan (off the job pelatih). Menurut munandar 2008
Terdapat enam teknik dan metode pelatihan di kelas yaitu:
1. Kuliah
Suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan. Kuliah adalah pembicaraan yang diorganisasikan secara formal tentang hal-hal khusus.
2. Konferensi
Merupakan pertemuan formal dimana terjadi diskusi atau konsultasi tentang suatu Hal yang penting.
3.Studi Kasus (Case Study)
Merupakan uraian tertulis atau lisan tentang masalah dalam perusahaan atau tentang keadaan perusahaan selama kala waktu tertentu yang nyata atau hipotesis (namun didasarkan pada kenyataan). Pada metode ini para trainee diminta untuk mengidentifikasi masalah dan merekomendasikan jawabannya.
4. Bermain peran (Role play)
Peran adalah suatu pola perilaku yang diharapkan. Peserta diberi tahu tentang suatu keadaan dan peran mereka yang harus mereka mainkan tanpa script. Kebaikan metode ini memungkinkan belajar melalui perbuatan, menekankan kepekaan manusia dan interaksi manusia, menimbulkan minat dan keterlibatan yang tinggi dan menunjang pengalihan pembelajaran (Transfer of learning).
5. Bimbingan berencana atau Intruksi bertahap (Programmed Instrution)
Terdiri atas suatu urut langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau suatu kelompok tugas pekerjaan. Metode ini meliputi langkah langkah yang telah diatur terlebih dahulu tentang prosedur yang berhubungan dengan dapat dikuasainnya suatu keterampilan yang khusus atau Suatu pengetahuan umum metode ini dapat dilaksanakan memakai buku atau mesin pekerjaan.
6. Metode simulasi
Berusaha menciptakan situasi yang merupakan tiruan dari kehidupan nyata. Dalam hubungan dalam pelatihan, maka situasi simulasi adalah suatu alat teknik yang menyalin setepat mungkin kondisi-kondisi nyata yang di temukan didalam pekerjaan.
C. Faktor Psikologi dalam pelatihan dan pengembangan
Menurut John miner (1992) dalam bukunya industrial-organizational psikologi,peran psikologi dalam pelatihan dan pengembangan adalah:
1.Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas:
Melakukan pelatihan dan pengembangan, menciptakan manajemen keamanan kerja dan
teknik teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan,
menentukan siakp-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya kreativits karyawan.
2. Terlibat dalam proses input: melakukan rekrutmen, seleksi dan penempatan karyawan.
3. Terlibat dalam proses output: melakukan penilaian kinerja, mengukur produktifitas
Perusahaan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.
D. Teknik dan metode pelatihan
Bentuk dan pelatihan dapat dibedakan kedalam pelatihan pada pekerjaan(on the job
Pelatih) dan pelatihan di luar pekerjaan (off the job pelatih). Menurut munandar 2008
Terdapat enam teknik dan metode pelatihan di kelas yaitu:
1. Kuliah
Suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan. Kuliah adalah pembicaraan yang diorganisasikan secara formal tentang hal-hal khusus.
2. Konferensi
Merupakan pertemuan formal dimana terjadi diskusi atau konsultasi tentang suatu Hal yang penting.
3.Studi Kasus (Case Study)
Merupakan uraian tertulis atau lisan tentang masalah dalam perusahaan atau tentang keadaan perusahaan selama kala waktu tertentu yang nyata atau hipotesis (namun didasarkan pada kenyataan). Pada metode ini para trainee diminta untuk mengidentifikasi masalah dan merekomendasikan jawabannya.
4. Bermain peran (Role play)
Peran adalah suatu pola perilaku yang diharapkan. Peserta diberi tahu tentang suatu keadaan dan peran mereka yang harus mereka mainkan tanpa script. Kebaikan metode ini memungkinkan belajar melalui perbuatan, menekankan kepekaan manusia dan interaksi manusia, menimbulkan minat dan keterlibatan yang tinggi dan menunjang pengalihan pembelajaran (Transfer of learning).
5. Bimbingan berencana atau Intruksi bertahap (Programmed Instrution)
Terdiri atas suatu urut langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau suatu kelompok tugas pekerjaan. Metode ini meliputi langkah langkah yang telah diatur terlebih dahulu tentang prosedur yang berhubungan dengan dapat dikuasainnya suatu keterampilan yang khusus atau Suatu pengetahuan umum metode ini dapat dilaksanakan memakai buku atau mesin pekerjaan.
6. Metode simulasi
Berusaha menciptakan situasi yang merupakan tiruan dari kehidupan nyata. Dalam hubungan dalam pelatihan, maka situasi simulasi adalah suatu alat teknik yang menyalin setepat mungkin kondisi-kondisi nyata yang di temukan didalam pekerjaan.
Sumber :
Munandar,A,S.(2008). Psikologi industri dan organisasi.Jakarta:Universitas Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar