Pengorganisasian Struktur Manajemen
- Struktur Pengorganisasian
Organisasi adalah suatu system yang
terbuka, yaitu: Suatu kesatuan keseluruhan yang terorgan isasi, yang terdiri
dari dua atau lebih bagian, komponen atau subsistem, yang saling bergantung,
yang saling dipisahkan dari suprasistem sebagai lingkungannya oleh batas-batas
yang dapat ditemukenali (Kast & Rosenzweig,1974).
2. Fungsi Manajemen dalam Pengorganisasian
Semua sepakat bahwa fungsi manajemen digunakan untuk mencapai suatu tujuan
perusahaan yang efektif dan efesien . Sebagaimana definisi manajemen yang di
kemukakan G.R. Terry, bahwa manajemen adalah suatu proses aktivitas organisasi
yang dijalankan untuk mencapai suatu tujuannya.
Actuacting Manajemen
1. Definisi Actuacting
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai
dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
menggerakkan orang-orang agarmau bekerja dengan sendirinya atau dengan
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif.
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian
yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi
sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya
manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran,
keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi yang telah ditetapkan.
3. Prinsip Actuacting
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam
penggerakan/actuating antara lain:
- Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
- Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
- Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
- Menghargai hasil yang baik dan sempurna
- Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
- Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
- Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Mengendalikan Fungsi Manajemen
1. Definisi Controlling
Pengendalian (controlling)
adalah fungsi terakhir dari proses pelaksanaan manajemen.
Fungsi ini sangat penting dan sangat
menentukan pelaksanaan proses manajemen,karena itu harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya.
Earl P. Strong (dalam Badrudin, Dr.
M.Ag Dasar-Dasar Manajemen) memberikan definisi pengendalian adalah proses
pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai
dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
2. Control Sebagai Manajemen
- Kontrol langsung, yaitu pengendalian yang dilakukan sendiri secara langsung oleh manajer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasil-hasilnya sesuai dengan apa yang dikehendaki.
- Kontrol tidak langsung adalah pengendalian jarak jauh,yaitu melalui laporang yang diberikan bawahan. Laporan ini dapat berupa lisan atau tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil-hasil yang telah dicapai.
- Kontrol berdasarkan kekecualian adalah pengendalian yang dikhususkan untuk kesalahan-keslahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan. Pengendalian ini dikombinaksikan dengan pengendalian langsungdan tidak langsung oleh manajer.
3,. Tipe-Tipe Control
- Pengendalian Karyawan (Personel control)
- Pengendalian Keuangan (Financial control)
- Pengendalian Produksi (Production control)
- Pengendalian Waktu (Time control)
- Pengendalian Teknis (Technical control)
- Pengendalian Kebijaksanaan (Policy control)
- Pengendalian Penjualan (Sales control)
- Pengendalian Inventaris (Inventory control)
- Pengendalian Pemeliharaan (Maintenance control)
Motivasi
1. Definisi Motivasi
Motivasi adalah suatu proses dimana
kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan
yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu
2. Teori- Teori Motivasi
- Teori Tata Tingkat-Kebutuhan
- Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan
Teori ini dikenal sebagai teori ERG
sebagai singkatan dari Existence,
Relatedness,dan Growth needs. Dikembangkan oleh Adlerfer, dan merupakan
suatu modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat kebutuhan Maslow. Aldefer
mengelompokkan kebutuhan ke dalam tiga kelompok
a. Kebutuhan
eksistensi (existence need),
merupakan kebutuhan akan subtansi material seperti keinginan untuk memperoleh
makanan, air, perumahan, mebel dan mobil. Kebutuhan ini mencangkup kebutuhan
fisiologikal dan kebutuhan rasa aman dari Maslow
b. Kebutuhan
hubungan (relatedness needs), merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran dan
perasaan dengan orang lain dan membiarkan mereka menikmati hal-hal yang sama dengan
kita. Individu berkeinginan untuk berkomunikasi secara terbuka dengan orang
lain yang paling dianggap penting dalam kehidupan mereka dan mempunyai hubungan
yang bermakna dengan keluarga, teman, dan rekan kerja. Kebutuhan ini mencakup
kebutuhan sosial dan bagian eksternal
dari kebutuhan esteem (penghargaan)dari Maslow
c. Kebutuhan
pertumbuhan(growth needs), merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki
seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh. Selain kebutuhan
aktualisasi diri, juga mencakup bagian instrinsik dari kebutuhan harga diri
dari Maslow.
- Teori dua faktor
Teori dua factor juga dinamakan
teori hygiene- motivasi dikembangkan oleh Herzberg. Dengan menggunakan metode
insiden kritikal, ia mengumpulkan data dari 203 akuntan dan sarjana teknik. Ia
tanyakan kepada mereka untuk mengingat kembali saat-saat mereka merasakan
sangat senang atau sangat tidak senang dengan pekerjaan mereka, apa saja yang
menentukan rasa demikian dan dampaknya terhadap unjuk kerja dan rasa secara
menyeluruh dari kesehatan.
3. Definisi Motivasi Kerja
Ernest
J. McCormick mendefinisikan motivasi kerja sebagai kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan
lingkungan kerja.
Kepuasan Kerja
1. Definisi Kepuasan Kerja
Wexley dan yuki (1997:98) mendefinisikan kepuasan
kerja ialah cara pegawai merasakan
dirinya dan pekerjaannya.
2. Faktor-Faktor Penentu Kepuasan Kerja
Ada 2 faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu
factor yang ada pada diri pegawai dan factor pekerjaannya.
- Faktor Pegawai
kecerdasan IQ, kecakapan
khusus, umur, jenis kelamin, kondidi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa
kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi dan sikap kerja.
b.
- Faktor Pekerjaan
jenis pekerjaan, struktur
organisasi, pangkat (golongan) , kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial,
kesempatan promosi jabatan, interaksi social, dan hubungan kerja.
3. Aspek-Aspek Kepuasan Kerja
Luthan (1985) mengemukakan faktor-faktor yang
memengaruhi kepuasan kerja adalah gaji, pekerjaan itu sendiri, promosi,
supervisi, kelompok kerja, dan kondisi kerja.
Sumber :
AA. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001.
Manajemen Sumber Manusia Perusahaan. Bandung :PT Remaja Rosdakarya
Munandar,Ashar Sunyoto,
(2008).Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta:Universitas Indonesia
Badrudin, Dr. M.Ag. (2013). Dasar-Dasar Manajemen.
Bandung: Alfabeta.
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan
Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2184012-pengertian-penggerakan-actuating/#ixzz1nfz
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen
Edisi Kedua Jilid 1. Jakarta: Erlangga
https _www.google.com_#q=Prinsip+Actuating&start=10
Contoh
Kasus Kepuasan dan Ketidak Puasan Kerja
Beragam kesan indah ditinggalkan Menteri Perindustrian Mohammad Suleman
Hidayat. Selama menjabat sebagai menteri, Hidayat dikenal sebagai sosok yang
ramah dan menganggap bawahan selaku teman kerja.
Kesan ini dirasakan Tristanto, Office Boy yang kerap melayani mantan Ketua
Kadin Indonesia selama dua periode sejak 2003-2012 itu. Di mata Tristanto,
Hidayat adalah menteri yang sederhana dan kerap mengajarkan perbuatan jujur.
"Walau
kita OB tapi pak Hidayat menganggap keluarga, tidak ada jarak. Seperti teman
saja kalau sedang menyuruh beli makanan, tidak kasar menyuruhnya," ucap
Tristanto saat ditemui Tribun di Jakarta, Jumat (17/10).
Menurutnya, Hidayat kerap memintanya membeli makanan untuk makan siang.
Biasanya, saat makan siang, Hidayat meminta pepes ikan, sayur bayam atau sayur
asem berikut tempe dan tahu. Makanan siang ala Hidayat itu hanya bisa diperoleh
dari warung makan Bubur Sukabumi yang berada di Tebet, Jakarta Selatan.
"Harga
sekali membelikan makan siang untuk Bapak sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 60
ribu," ujarnya.
Kesan menyenangkan juga dialami Nurma Satria Maulana. Pria berusia 29 tahun itu
menilai, Hidayat berbeda dengan menteri perindustrian sebelumnya. "Pak
Hidayat lebih santai dibandingkan sebelumnya, engak kayak bawahan sama atasan
aja," ucap Nurma yang juga sebagai OB di Kementerian Perindustrian.
Nurma mengaku, selama menjadi OB tidak pernah dimarahi oleh Hidayat. Bahkan,
walau terkadang suka telat ketika menjalani tugas, Hidayat justru selalu
memberi uang sebesar Rp 1 juta saat hari raya Idul Fitri tiba.
"Orangnya
baik. Saya doakan pak Hidayat selalu sehat dan sukses dunia akhirat. Saya
senang bisa selama menjadi OB melayani pak Hidayat," tuturnya.
Namun demikian, seorang pegawai di Kementrian Perindustrian yang enggan
disebutkan namanya menyebut, Hidayat justru terbilang tidak oke dibanding
menteri-menteri perindustrian sebelumnya. Hidayat cenderung pendiam. Yang
membuat dirinya geleng-geleng kepala, program memberangkatkan haji untuk
karyawan bawahan berprestasi tidak lagi berjalan di masa MS Hidayat.
"Pak
Hidayat enggak ada, pak Fahmi selalu berangkatkan haji kepada karyawan bawah
yang berprestasi, seperti tidak pernah bolos, tidak lalai menjalankan
tugas," urainya.
Analisis :
Mohammad
Suleman Hidayat. Selama menjabat sebagai menteri, dikenal sebagai seseorang yang
mempunyai sikap ramah dan menganggap bawahan selaku teman kerja. Ungkap”
Tristanto seorang office boy, yang selama ini bekerja melayani mantan Ketua
Kadin Indonesia selama dua periode sejak 2003-2012 itu. Di mata Tristanto,
Hidayat adalah menteri yang sederhana dan kerap mengajarkan perbuatan jujur.
Kesan
menyenangkan juga dialami Nurma Satria Maulana. Pria berusia 29 tahun itu
menilai, Hidayat berbeda dengan menteri perindustrian sebelumnya. "Pak
Hidayat lebih santai dibandingkan sebelumnya, engak kayak bawahan sama atasan
aja," ucap Nurma yang juga sebagai OB di Kementerian Perindustrian. Nurma
mengaku, selama menjadi OB tidak pernah dimarahi oleh Hidayat. Bahkan, walau
terkadang suka telat ketika menjalani tugas
Dari
contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa mereka telah mendapatkan kepuasan
kerja dalam pekerjaannya
Namun
demikian, seorang pegawai di Kementrian Perindustrian yang enggan disebutkan
namanya , merasakan hal yang berbeda dengan tristanto dan nurma ia menganggap Hidayat justru terbilang tidak oke dibanding
menteri-menteri perindustrian sebelumnya. Hidayat cenderung pendiam. Yang
membuat dirinya geleng-geleng kepala, program memberangkatkan haji untuk
karyawan bawahan berprestasi tidak lagi berjalan di masa MS Hidayat.
Sumber :
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/10/18/office-boy-sanjung-ms-hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar