Sabtu, 05 Juli 2014

Persepsi Masyarakat Terhadap Citra Polisi Sebagai Dampak Berita Tindak Kriminal Polisi di Media Massa

Akhir-akhir ini beredar anggapan yang beredar di masyarakat bahwa polisi menjadi lawan bagi masyarakat (yang seharusnya dilindungi dan diayomi), tentunya menjadi pernyataan yang dipertanyakan. Pernyataan demikian muncul akibat adanya beberapa perilaku menyimpang yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap masyarakat berupa perilaku tidak menyenangkan dan mengecewakan. Tindakan demikian tidak dilakukan oleh semua anggota polisi bahkan dalam satu institusi, namun hanya dilakukan oleh segelintir oknum polisi yang berani melanggar batas kewenangannya. 
















Perilaku demikian dapat menimbulkan sikap sinis masyarakat terhadap institusi kepolisian. Padahal penyimpangan hanya dilakukan oleh segelintir oknum polisi yang tidak bertanggung jawab, namun secara tidak langsung dapat mencoreng wajah instisusi kepolisian. Tindakan seperti itu membekas di hati masyarakat, dimana polisi yang seharusnya melindungi masyarakat dari tindak kejahatan malah seolah dihantui oleh tindak kejahatan polisi itu sendiri. Polisi tidak lagi dianggap sebagai kawan yang harus dijadikan panutan dan idaman, tetapi sebagai lawan yang menimbulkan masalah. Sehingga dalam masyarakat mempunyai kesan bahwa bila berurusan dengan polisi berarti menghadapi masalah dan kesulitan yang serius. Oleh karena itu jangan berurusan dengan polisi atau hindari polisi jika tidak ingin menghadapi suatu masalah yang besar. Seperti pernyataan yang disampaikan oleh Moch. Sanusi, mantan Kapolri pada majalah Forum Keadilan (No.09, Juli 1989), “Tindakan polisi seperti itu dinilai telah menyimpang dari jati dirinya sebagai anggota Polri dan merusak citra polisi di mata masyarakat.” (Khoidin & Sadjijono, 2006:6).

Fakta yang terjadi di masyarakat memang tidak hanya polisi yang melakukan tindak kriminal, masyarakat biasa pun berpotensi melakukan tindak kriminal. Namun keberadaan media massa yang semakin hari semakin kritis dalam memberitakan sesuatu, menjadikan media massa dengan bebas melakukan pemberitaan tidak terkecuali pemberitaan tindak kriminal tentang polisi. Media massa sebagai sumber informasi, lebih banyak menyampaikan laporan non fiksi yang ingin diketahui masyarakat. Media massa di tengah peradaban masyarakat modern saat ini memiliki kontribusi signifikan dalam kehidupan manusia. Masyarakat memerlukan madia massa untuk pemenuhan kebutuhan akan informasi, pendidikan, pengetahuan, dan hiburan. Jangkauan media massa yang luas membuat kita tahu tentang dunia luar lingkungan kita.
Setiap orang  pasti mempunyai pandangan yang berbeda-beda  terhadap seorang polisi . Pandangan masyarakat terhadap polisi terdapat berbagai penilaian baik positif  maupun negative Ada  yang bilang polisi itu galak dan ada yang bilang polisi itu baik. Dalam psikologi hal tersebut dikategorikan sebagai persepsi. Menurut Chaplin (2008) dalam kamus psikologi persepsi merupakan proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera.. Hal itu karena adanya Hallo Efek (pengaruh kesan pertama yang ditimbulkan) terhadap polisi tersebut. tetapi kebanyakan orang menganggap polisi itu kejam karena seringnya kita dengar dan lihat lewat media massa bahwa banyak polisi yang melakukan tindakan agresi  yaitu tingkah laku kekerasan secara fisik  ataupun secara verbal terhadap individu lain. Kebanyakan aparat kepolisian bertindak main hakim sendiri seperti memukul dan melontarkan kata-kata kasar terhadap para pelaku kriminalitas,
Hal seperti ini mendapat tanggapan dari masyarakat bahwa adalah hal yang sangat disayangkan polisi melakukan tindak kriminal. Mengapa masyarakat mengutarakan pernyataan yang demikian? Hal itu disebabkan karena media mempunyai kekuatan dalam membentuk opini masyarakat, selain itu menciptakan citra dalam masyarakat. Jadi pemberitaan di  media massa tentang tindak kriminal merupakan sarana pembentukan opini publik dan sarana penciptaan citra akan sosok polisi. Seharusnya seorang polisi harus mencerminkan sikap yang baik bagi masyarakat. Bagi kelompok masyarakat tertentu, media massa terkesan berlebihan dalam memberitakan sebuah berita seperti berita tindak kriminal polisi. Namun bagi sebagian masyarakat media merupakan sarana efektif untuk mengetahui dunia luar, juga mengetahui dunia kepolisian beserta perilaku-perilaku polisi. Apabila polisi banyak melakukan tindak kriminal, ada kesempatan bagi masyarakat untuk membentuk persepsi dan menentukan bagaimana masyarakat akan bersikap menanggapi sosok polisi Sebagian masyarakat juga menyatakan bahwa media massa menggiring masyarakat untuk beropini negatif karena berita yang diangkat terlelu banyak pemberitaan negatif.
 









Dafrar Pustaka

Chaplin.J.P.2008. Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta:Raja.Grafindo Persada
Eprint.undip.ac.id
Summary_Skripsi_tika_Primasiwi-pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar