Akhir-akhir
ini beredar anggapan yang beredar di masyarakat bahwa polisi menjadi lawan bagi
masyarakat (yang seharusnya dilindungi dan diayomi), tentunya menjadi
pernyataan yang dipertanyakan. Pernyataan demikian muncul akibat adanya
beberapa perilaku menyimpang yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap
masyarakat berupa perilaku tidak menyenangkan dan mengecewakan. Tindakan
demikian tidak dilakukan oleh semua anggota polisi bahkan dalam satu institusi,
namun hanya dilakukan oleh segelintir oknum polisi yang berani melanggar batas
kewenangannya.
Perilaku
demikian dapat menimbulkan sikap sinis masyarakat terhadap institusi
kepolisian. Padahal penyimpangan hanya dilakukan oleh segelintir oknum polisi
yang tidak bertanggung jawab, namun secara tidak langsung dapat mencoreng wajah
instisusi kepolisian. Tindakan seperti itu membekas di hati masyarakat, dimana
polisi yang seharusnya melindungi masyarakat dari tindak kejahatan malah seolah
dihantui oleh tindak kejahatan polisi itu sendiri. Polisi tidak lagi dianggap
sebagai kawan yang harus dijadikan panutan dan idaman, tetapi sebagai lawan
yang menimbulkan masalah. Sehingga dalam masyarakat mempunyai kesan bahwa bila
berurusan dengan polisi berarti menghadapi masalah dan kesulitan yang serius.
Oleh karena itu jangan berurusan dengan polisi atau hindari polisi jika tidak
ingin menghadapi suatu masalah yang besar. Seperti pernyataan yang disampaikan
oleh Moch. Sanusi, mantan Kapolri pada majalah Forum Keadilan (No.09, Juli
1989), “Tindakan polisi seperti itu dinilai telah menyimpang dari jati dirinya
sebagai anggota Polri dan merusak citra polisi di mata masyarakat.” (Khoidin
& Sadjijono, 2006:6).
Fakta
yang terjadi di masyarakat memang tidak hanya polisi yang melakukan tindak
kriminal, masyarakat biasa pun berpotensi melakukan tindak kriminal. Namun
keberadaan media massa yang semakin hari semakin kritis dalam memberitakan
sesuatu, menjadikan media massa dengan bebas melakukan pemberitaan tidak
terkecuali pemberitaan tindak kriminal tentang polisi. Media massa sebagai
sumber informasi, lebih banyak menyampaikan laporan non fiksi yang ingin
diketahui masyarakat. Media massa di tengah peradaban masyarakat modern saat
ini memiliki kontribusi signifikan dalam kehidupan manusia. Masyarakat
memerlukan madia massa untuk pemenuhan kebutuhan akan informasi, pendidikan,
pengetahuan, dan hiburan. Jangkauan media massa yang luas membuat kita tahu
tentang dunia luar lingkungan kita.
Setiap
orang pasti mempunyai pandangan yang
berbeda-beda terhadap seorang polisi .
Pandangan masyarakat terhadap polisi terdapat berbagai penilaian baik positif maupun negative Ada yang bilang polisi itu galak dan ada yang
bilang polisi itu baik. Dalam psikologi hal tersebut dikategorikan sebagai persepsi. Menurut Chaplin (2008) dalam
kamus psikologi persepsi merupakan proses mengetahui atau mengenali objek dan
kejadian objektif dengan bantuan indera.. Hal itu karena adanya Hallo
Efek (pengaruh kesan pertama yang ditimbulkan) terhadap polisi
tersebut. tetapi kebanyakan orang menganggap polisi itu kejam karena seringnya
kita dengar dan lihat lewat media massa bahwa banyak polisi yang melakukan
tindakan agresi yaitu tingkah laku
kekerasan secara fisik ataupun secara
verbal terhadap individu lain. Kebanyakan aparat kepolisian bertindak main
hakim sendiri seperti memukul dan melontarkan kata-kata kasar terhadap para
pelaku kriminalitas,
Hal
seperti ini mendapat tanggapan dari masyarakat bahwa adalah hal yang sangat
disayangkan polisi melakukan tindak kriminal. Mengapa masyarakat mengutarakan
pernyataan yang demikian? Hal itu disebabkan karena media mempunyai kekuatan
dalam membentuk opini masyarakat, selain itu menciptakan citra dalam masyarakat.
Jadi pemberitaan di media massa tentang
tindak kriminal merupakan sarana pembentukan opini publik dan sarana penciptaan
citra akan sosok polisi. Seharusnya seorang polisi harus mencerminkan sikap
yang baik bagi masyarakat. Bagi kelompok masyarakat tertentu, media massa
terkesan berlebihan dalam memberitakan sebuah berita seperti berita tindak
kriminal polisi. Namun bagi sebagian masyarakat media merupakan sarana efektif
untuk mengetahui dunia luar, juga mengetahui dunia kepolisian beserta perilaku-perilaku
polisi. Apabila polisi banyak melakukan tindak kriminal, ada kesempatan bagi
masyarakat untuk membentuk persepsi dan menentukan bagaimana masyarakat akan
bersikap menanggapi sosok polisi Sebagian masyarakat juga menyatakan bahwa
media massa menggiring masyarakat untuk beropini negatif karena berita yang
diangkat terlelu banyak pemberitaan negatif.
Dafrar Pustaka
Chaplin.J.P.2008. Kamus Lengkap
Psikologi.Jakarta:Raja.Grafindo Persada
Eprint.undip.ac.id
Summary_Skripsi_tika_Primasiwi-pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar