# Tugas Psikologi Manajemen part 1
Tugas I
Apa itu Manajemen ?
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama
Sebutkan jenis-jenis Manajemen?
- manajemen keuangan adalah merencanakan, menganggarkan, mencari, menyimpan, memeriksa, mengelola dan mengendalikan dana yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok (perusahaan maupun organisasi)
- manajemen pemasaran adalah suatu proses yang berjalan dengan tujuan agar menetapkan suatu harga serta promosi, menyalurkan gagasan dan sebagainya agar dapat mempertahankan "kehidupan" suatu perusahaan maupun untuk mengembangkan perusahaan tersebut sehingga pada akhirnya dapat mencapai keutungan yang maksimal dengan pengorbanan seminimal mungkin.
- manajemen resiko adalah suatu pendekatan metodologi yang terstruktur dengan maksud agar dapat mengelola kemungkinan - kemungkinan buruk yang dapat terjadi (ancaman).
- manajemen pendidikan adalah sumber - sumber pendidikan dibuat lebih terpadu/terpusat agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif maupun efisien
- manajemen strategi adalah suatu proses yang dilakukan guna mengidentifikasi (menganalisis) "apa" dan "bagaimana" hasil yang ingin di capai tersebut
- manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah merupakan cara untuk mengatur suatu hubungan maupun peran para tenaga kerja (SDM) yang dipunyai oleh suatu 1 orang/kelompok agar dapat dipekerjakan secara maksimal tetapi tetap menonjolkan keefektifan serta efisien, agar dapat mencapai tujuan.
- manajemen produksi adalah aktivitas mengatur, mengkoordinasi, serta mengawasi bagaimana sumber daya (manusia, alat, dana, bahan) digunakan secara efektif dan efisien agar dapat menciptakan suatu barang/jasa yang memiliki nilai kegunaan yang tinggi.
Psikologi manajemen adalah suatu studi tentang tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan funsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan Psikologi Manajemen?
Ada 4 tujuan utama dalam manajemen:
- Perencanaan (Planning), proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
- Pengorganisasian (Organizing), proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
- Pengarahan (Actuating/Directing), proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
- Pengawasan (Controlling), proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
ww.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCYQFjAB&url=http%3A%2%2Findryawati.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F28361%2FPsikologi%2BManajemen%2BRini.ppt&ei=PBM3VITbD9GQuATajoDwDQ&usg=AFQjCNFFwuXg1jHNszZGDjcviDP9Mjaoew&bvm=bv.77161500,d.c2E
Pengertian Perencanaan ?
Perencanaan ialah
sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu
periode tertentu dalam rangka mencapai tukuan yang ditetapkan
Manfaat Perencanaan ?
- Standar pelaksanaan dan pengawasan
- Pemilihan berbagai alternative terbaik
- Penyusunan skala prioritas
- Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
- Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
- Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
- Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti
1.
Jenis-jenis
perencanaan dalam organisasi ?
- Perencanaan strategis, dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan tujuan jangka panjang dan strategi dan tindakan untuk mencapainya.
- Perancanaan Taktis, pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap area fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi oleh tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi. Dalam perusahaan besar dengan mudah mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala bagian.
- Perencanaan Operasional, ini dilakukan pada karyawan di tingkat terendah dari organisasi. Membuat perencanaan kecil sebuah organisasi dan merinci bagaimana tujuan akan dicapai. Bahkan, semua titik dasar perencanaan terjadi di tingkat operasional, yang sangat mempengaruhi dan menentukan, bersama dengan, hasil taktik.
- Perancanaan Normatif,Mengacu pada penciptaan standar, kebijakan serta peraturan yang ditetapkan untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan standar, metodologi dan metode untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan.
Sumber :
http://xiaolichen14.wordpress.com/2013/11/24/perencanaan-manfaat-dan-jenis-jenis-perencanaan-dalam-organisasi/
http://id.shvoong.com/business-management/management/2293395-jenis-jenis-perencanaan-dalamtingkatan-organisasi/
http://xiaolichen14.wordpress.com/2013/11/24/perencanaan-manfaat-dan-jenis-jenis-perencanaan-dalam-organisasi/
http://id.shvoong.com/business-management/management/2293395-jenis-jenis-perencanaan-dalamtingkatan-organisasi/
Tugas III
1.
Apa
itu kepemimpinan?
yaitu kegiatan
atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
1.
Teori Kepemimpinan ?
- Teori Great Man, menurut teori ini, seorang pemimpin besar dilahirkan dengan karakteristik tertentu seperti karisma, keyakinan, kecerdasan dan keterampilan sosial yang membuatnya terlahir sebagai pemimpin alami. Teori great man mengasumsikan bahwa kapasitas untuk memimpin adalah sesuatu yang melekat, pemimpin besar dilahirkan bukan dibuat. Teori ini menggambarkan seorang pemimpin yang heroik dan ditakdirkan untuk menjadi pemimpin karena kondisi sudah membutuhkannya.
- Teori Kontingensi, fokus pada variabel yang berkaitan dengan lingkungan yang mungkin menentukan gaya kepemimpinan tertentu yang paling cocok. Menurut teori ini, tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik dalam segala situasi. Kesuksesan tergantung pada sejumlah variabel, termasuk gaya kepemimpinan, kualitas para pengikut dan aspek situasi.
PERILAKU DALAM ORGANISASI
Fenomena
"Burnout" dalam Organisasi
Akhir-akhir ini, perhatian makin diberikan kepada
suatu fenomena yang disebut burnout yang artinya “terbakar habis”. Kondisi ini
menimpa sejumlah karyawan manajemen dan pengawasan, khususnya orang-orang yang
berprestasi dan para pelaku mandiri. Alasannya karena orang ini mengetahui
bagaimana cara menyembunyikan kelemahan mereka dengan baik, burnout tidak
kelihatan pada masa awal. Namun hal ini terlihat jelas bagi orang disekitarnya
begitu keadaan muncul.
Namun
belum ada definisi umum yang diterima, burnout dapat digambarkan sebagai
berkurangnya vitalitas, energi, sumber dari dalam serta kemampuan untuk
berfungsi dari seseorang secara terus menerus. Fenomena ‘ burnout’ telah telah
dianalisa sejak awal tahun 1970-an (Pastore & Judd, 1992 . Namun
sampai sekarang agak sulit menemukan definisi operational yang konkrit
tentang ‘ burnout’.
Freudenberger (1980:74)
mendefinisikan ‘burnout’ sebagai : ”…a state of fatigue or frustration
brought about by devotion to a cause, way of life, or relationship that failed
to produce the expected reward.”
Sering
kali banyak kekeliruan di kalangan penulis untuk menggunakan konsep yang
sama antara ‘burnout’ dan tekanan (stress). dua istilah ini telah
digunakan secara silih berganti dalam berbagai penulisan walaupun pada
hakikatnya ada perbedaan di antara kedua-dua konsep tersebut, karena
sangat sulit membedakan karena keduanya. Selain ada persamaan ciri-ciri
dan simptoms-simptomps pada individu yang mengalami masalah-masalah tersebut.
Menurut
Lazarus (1966) dan Selye (1976), ” burnout is usually a result
of unmediated stress, and in several theories certain stress reactions are
referred to in terms that are similar to those used to describe burnout. “( Friedman, 1995). Farber (1983:3) pula menyimpulkan bahawa ” in general burnout can be
conceptualized as a function of the stresses engendered by individual,
work-related and societal factors “
Maslach dan Pines telah mengkaji tentang ‘burnout’ dari
perpektif sosial-psikologikal. Kajian mereka telah berhasil menciptakan teori
yang dikenal sebagai Maslach Burnout Inventori. Inventori ini
telah digunakan secara meluas untuk menentukan tiga faktor dalam mengukur
‘burnout’ terhadap individu. Faktor-faktor tersebut adalah dari segi keletihan
emosi (emotion exhaustion), gangguan keperibadian sendiri
(depersonalization), dan pencapaian pribadi (personal accomplishment). Di
samping itu, Maslach dan Pines percaya bahwa kriteria kerja/job
description/tugas dalam sebuah organisasi adalah faktor penyebab utama
lahirnya ‘ burnout’ (Gold & Roth, 1993).
Maslach
dan Pines(1981) ada tiga komponen kriteria seseorang mengalami ‘burnout’
yaitu , keletihan (exhaustion) fizikal, emosi dan mental. Sehubungan itu,
daripada kajian Pines dan Aronson (1981), ‘ burnout’ dicirikan sebagai suatu
keadaan yang dialami oleh mental-emosi dan Fisik individu seperti
kelesuan, kemurungan, optimistik, perasaan terperangkap, perasaan tidak
berguna, dan perasaan energetik (Fejgin et.al,1995).
Korban
burnout merasa terjepit, kehabisan tenaga dan kosong. Dia merasa kecewa,
sinis, mudah tersinggung dan tegang. Kepada orang lain dia terlihat marah atau
depresi dan menarik diri. Setiap masalah kecil dapat menyulut rekasi kemarahan
atau kehinaan. Saran-saran baik atau penawaran bantuan semuanya tidak didengar.
Korban burnout merasa bahwa kehidupan dan pekerjaannya telah kehilangan
arti. Apa yang dahulunya menggairahkan dan menantang sekarang menjadi
membosankan. Hari kerja seakan urusan yang menyakitkan dan membuatnya frustasi.
Terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan, terlalu banyak gangguan yang
tidak perlu yang harus ditahan, terlalu banyak masalah sepele yang harus
diperhatikan dan tidak ada penghargaan yang dapat dibanggakan pada akhir hari
kerja. Banyak orang yang menjadi korban burnout menjadi pengawas jam
yang kronis, “santai”, Menghindari tanggungjawab atau orang yang sering mangkir
atau mereka pergi kerja dengan cara seperti robot.
Sumber :
http://www.blogteori.com/2013/11/8-teori-utama-kepemimpinan.html
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli
http://teknikkepemimpinan.blogspot.com/2010/09/fenomena-burnout-dalam-organisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar